Rabu, 21 Oktober 2009

pergilah sobat

ingatkah saat kau hampiri aku
angin dingin menusuk tubuh ku
air mata basahi pipimu
menandakan keharuanmu

kau ucapkan salam perpisahan
kau kan pergi selama lamanya
kau kan tinggalkan aku

pergilah sobat, pergilah
gapailah angan dan cita cita mu
setinggi langit di angkasa luas
terbanglah kawan, terbanglah
aku kan rela melepaskan mu
walau pun sedih slimuti hati ku

Selasa, 20 Oktober 2009

Taman Hitam

malam gelap yang menakutkan
setanpun menapaki sudut dunia
lembut ku pacu mesin dinginku
menuju tempat yang kita janjikan

ku suka ini semua
dan berharap tak akan berakhir
ku suka ini semua
dan asap rokok yang tak pernah padam

di bawah lembut cahaya bulan
menghantarkan ku ke taman hitam
cerita indah dari kita
berhamburan keluar bersama tawa

Jumat, 26 Juni 2009

Bumi hitam

Biru yang hitam
kelam malam yang mencekam
bumi pun hancur
tangan tangan yang terhambur

laut menghitam
pujangga tak lagi berkarya
di depan dunia
yang mendatangkan bahaya

hanya saja semua
kita semua pun tau

manusia sama tak bergunanya
bila akal tak digunakan semestinya
hidup ini hanya tuk sementara
kita semua pasti akan tiada

lihatlah bumi
yang masih slalu menangis
terinjak injak
tak ada yang mau peduli

hanya saja semua itu
bila akan tertelan waktu

Sabtu, 04 April 2009

menjamah inti

20 nyawa terdiam
terpusat dalam inti
yang sulit dijamah akal

20 nyawa terdiam
hati dan mulut rapat
tertidur semua ingatan
mencoba menjamah inti
gemertak kaki pelan
dan mati

bungkam

di keheningan pagi ini
aku merasa bising
dengar suara hati
yang menderu dan menyayatku

akalku telah memanas
tergoreskan hitam laknat
dan coba kendalikan
masa ini, detik ini
dan aku bungkam

Minggu, 29 Maret 2009

hari 4 dia bangkit

matahari indah
tak biasa awan turun dengan serat serat halus
mulai hari ini
aku telah kembali
tuk susuri hari hari
aku telah bangkit dari kekosongan masa
terantai kuat jiwaku di keheningan malam

mulai hari ini
aku telah kembali
tuk resapi hati hati sepi
yang terlalu lama di keheningan
abadi

Rabu, 25 Maret 2009

gelombang tanah

tempat dia berpijak
alam yang menakutkan
dalam tekstur yang berkilau
pasir pasir hitam menelan
gelombang tanah
hilang

ketinggian hancur

jenuh ku memandang
ketingian yang kandas
lumpur dosa keluar
turun menyusuri lembah kelam
dan terhenti langkahnya
tapi air mata polos
anak kecil
keluar membelah tanah merah

gundukan dosa timbun
sungai kehidupan